Malang, (tvOne) Sedikitnya 9.000 warga di 33 kecamatan yang tersebar di wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, ditemukan masih buta aksara. The information about mobil keluarga ideal terbaik indonesia presented here will do one of two things: either it will reinforce what you know about mobil keluarga ideal terbaik indonesia or it will teach you something new. Both are good outcomes.
Kabid Pendidikan Luar Sekolah Dinas Pendidikan (Diknas) Kabupaten Malang, Bambang Setiono, Rabu, mengakui sampai saat ini masih ada sekitar 9.000 warga di daerah ini yang belum "melek" huruf atau buta aksara. "Jumlah sebanyak 9.000 itu mengalami penurunan cukup signifikan jika dibandingkan dengan enam tahun lalu (2004) yang jumlahnya mencapai lebih dari 59 ribu jiwa," katanya. Menurut dia, banyaknya warga yang masih buta aksara tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya karena keterbelakangan ekonomi dan rendahnya kesadaran terhadap pendidikan. Namun, lanjutnya, secara bertahap dipastikan akan terus berkurang melalui program keaksaraan fungsional dan pemberantasan buta aksara secara berkelompok di desa masing-masing. Ia mengemukakan, warga yang terdeteksi masih mengalami buta aksara tersebut rata-rata sudah berusia di atas 45 tahun dan sebagian besar berdomisili di kawasan pedesaan. Ia mengakui, sebenarnya jumlah warga Kabupaten Malang yang masih buta aksara jauh lebih banyak ketimbang angka yang sudah terdeteksi, karena pada umumnya warga yang buta aksara tersebut memilih menyembunyikan kondisinya ketimbang mengakui terus terang. "Sebenarnya, kalau mereka berterus terang, petugas akan mengajari mereka melalui program keaksaraan fungsional tersebut. Namun, faktanya mereka lebih memilih `diam` karena malu," katanya. Namun demikian, katanya, pihaknya akan terus "bergerilya" mencari (mendata) warga yang belum bisa membaca dan menulis tersebut. "Berbagai cara dan upaya akan kami lakukan agar mereka yang malu mengakui masih buta aksara ini bisa lebih terbuka agar segera diajari melalui program keaksaraan fungsional tersebut," ujarnya. (Ant)
Kabid Pendidikan Luar Sekolah Dinas Pendidikan (Diknas) Kabupaten Malang, Bambang Setiono, Rabu, mengakui sampai saat ini masih ada sekitar 9.000 warga di daerah ini yang belum "melek" huruf atau buta aksara. "Jumlah sebanyak 9.000 itu mengalami penurunan cukup signifikan jika dibandingkan dengan enam tahun lalu (2004) yang jumlahnya mencapai lebih dari 59 ribu jiwa," katanya. Menurut dia, banyaknya warga yang masih buta aksara tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya karena keterbelakangan ekonomi dan rendahnya kesadaran terhadap pendidikan. Namun, lanjutnya, secara bertahap dipastikan akan terus berkurang melalui program keaksaraan fungsional dan pemberantasan buta aksara secara berkelompok di desa masing-masing. Ia mengemukakan, warga yang terdeteksi masih mengalami buta aksara tersebut rata-rata sudah berusia di atas 45 tahun dan sebagian besar berdomisili di kawasan pedesaan. Ia mengakui, sebenarnya jumlah warga Kabupaten Malang yang masih buta aksara jauh lebih banyak ketimbang angka yang sudah terdeteksi, karena pada umumnya warga yang buta aksara tersebut memilih menyembunyikan kondisinya ketimbang mengakui terus terang. "Sebenarnya, kalau mereka berterus terang, petugas akan mengajari mereka melalui program keaksaraan fungsional tersebut. Namun, faktanya mereka lebih memilih `diam` karena malu," katanya. Namun demikian, katanya, pihaknya akan terus "bergerilya" mencari (mendata) warga yang belum bisa membaca dan menulis tersebut. "Berbagai cara dan upaya akan kami lakukan agar mereka yang malu mengakui masih buta aksara ini bisa lebih terbuka agar segera diajari melalui program keaksaraan fungsional tersebut," ujarnya. (Ant)
No comments:
Post a Comment